Hari/Tanggal : Minggu/ 5 Maret 2017
Waktu : 20.00 WITA
Pemateri : Hanita Putra Djaya
Moderator 1 : Erwin G.
Moderator 2 : Trini Andini Muhtar
Kak Hanita, Fulbright Scholarship recipient di tahun 2014. mengambil master's degree di bidang Humanities Interdisciplinary: Disability Studies. Lulus bulan Mei 2016 dan sekarang sedang menikmati pekerjaan sebagai fisioterapis. Selain itu, beliau juga mengajar di Unhas untuk program fisioterapi
Setelah menyelesaikan program profesi di awal tahun 2013, kak nita langsung mendaftar untuk program Fulbright. Saat itu deadlinenya bulan April. Selain mengisi aplikasi, juga harus mengarang study objectives dan mendapatkan recommendation letters. Alhamdulillah dipanggil wawancara pada bulan Juli. Setelah wawancara, hasilnya diumumkan pada akhir Agustus dan dinyatakan sebagai kandidat penerima beasiswa Fulbright
Setelah menjadi kandidat, kak nita masih harus menjalani serangkaian prosedur. Untuk kebanyakan graduate school di US, GRE test menjadi salah satu persyaratan yang mutlak. Ada skor yang harus dicapai untuk jurusan-jurusan tertentu. Selain GRE test, juga diharuskan mengumpulkan berkas-berkas dalam bahasa Inggris (transkrip, dll) serta mengambil tes TOEFL iBT. Sekitar bulan November dan Desember, proses pendaftaran ke sekolah2 di US dimulai
Pengumuman keterima atau tidaknya berlangsung pada bulan Februari hingga Juni. Dan kak nita sendiri sudah menerima pengumuman kelulusan pada akhir Maret dan konfirmasi pergi pada bulan Mei. Setelah konfirmasi sekolah itulah baru dinyatakan sebagai penerima beasiswa Fulbright. Selebihnya hanya pengurusan prosedur kesehatan dan visa. Berangkat ke US di bulan Juli 2014.
Hal apa yang membuat beliau tertarik untuk mendaftar beasiswa fullbright dibandingkan beasiswa2 lainnya? apa itu GRE test dan mngapa mnjadi persyaratan yg mutlak?
Ada beberapa pertimbangan.
√ Pertama, beasiswa Fulbright mengirim awardee-nya ke Amrik, dimana Amrik , menurut beliau, merupakan tempat yang tepat untuk mempelajari bidang yang ingin ia pelajari
√Kedua, kak nita juga punya merasa beasiswa Fulbright merupakan beasiswa yang prestigius dengan koneksi ke seluruh dunia. Beliau yakin beasiswa ini akan memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan menerima beasiswa lain. Dan hal ini terbukti. Kak nita banyak menemukan teman dari negara lain hanya karena nama Fulbright.
√Ketiga, beliau memang ingin pergi ke negara yang jauh dari Indonesia. Bukan alasan yang sangat akademik, ini hanya sangat personal :)
GRE singkatan dari Graduate Record Examination. Tes-nya ada beberapa sesi, tapi intinya ini menguji kemampuan verbal dan kuantitatif seseorang. Kalau di Indonesia, mungkin posisinya bisa sama dengan TPA, walaupun secara konten sangat jauh berbeda. Tidak semua program mengharuskan calon siswanya untuk mengambil GRE test (program saya termasuk yang seperti itu), akan tetapi sejauh pengertian beliau, Fulbright mengharuskan setiap kandidatnya untuk mengambil test ini. itu aturan 4 tahun lalu. Bisa saja regulasinya sudah berubah
- Q & A -
Rabiatul_Makassar : Assalamu alaikum kak Nita, saya salah satu lulusan unhas fisioterapi kak, angk.2012, mau tanya nih kak, Kakak di amerika apa mengambil program s2 fisioterapi? Apa sebelumnya ada penyetaraan dulu kak? Kalau ada berapa lama kak?
Jawaban :
Bukan fisioterapi. Saya kurang tahu soal penyetaraan dan saya memang tidak mencari tahu karena Fulbright tidak akan membiayai studi yang memiliki kontak dengan pasien (kedokteran, nursing, dll). Studi S2 saya lebih berhubungan dengan minat pribadi saya dibandingkan dengan karir yang sejalan dengan latarbelakang S1 saya. Hopefully that helps!
Azmil_ keperawatan_ UIN : Apa yang kakak tulis di study objectives?
Jawaban :
Ada poin-poin yang harus kamu nyatakan dalam study objectives. Tapi yang pasti sih adalah bagaimana latarbelakang studi saya berhubungan dengan studi yang akan saya ambil di US. Saya juga menjelaskan urgensi bidang ilmu tersebut dan dampaknya terhadap perkembangan Indonesia ke depan. Baca baik-baik petunjuk penulisan study objective yang disediakan tiap beasiswa (saya yakin beda beasiswa beda maunya) dan ikuti petunjuk itu. Study objective merupakan senjata utama untuk menonjolkan diri kamu dan dapat membawa kamu ke Interview. Saya selalu menekankan pentingnya study objective pada tiap orang yang bertanya pada saya tentang tips mendapatkan beasiswa
Yulvi_Fisioterapi_Unhas :Niat dan persiapan ikut beasiswa kak Nita sudah ada sebelum menyelesaikan progran profesi nya atau baru kepikiran setelah selesai profesi ?? Dan bagaimana pendapat orang tua terhadap niatnya kak nita, apakah ortu tidak khawatir dan bagaimana meyakinkan ortu?
Jawaban :
Saya memang sudah niat belajar di luar negeri dari SMA. Itu sudah menjadi semacam ambisi pribadi. Kegagalan saya sudah banyak, lho! hanya gak diekspos saja. Ortu dan seluruh keluarga (sampai sepupu2) sangat supportif dan banyak membantu dalam prosesnya. Keluarga saya bisa dibilang kompak dalam mendukung saya ke LN
Nurul_Surabaya : Adakah persyaratan yang paling sulit dari beasiswa fullbright kak? Tolong kasih tips trik biar kelak bisa dapat beasiswa fullbright dong kak? Makasiih
Jawaban :
Hm, koreksi sedikit untuk everyone,Fulbright ditulis dengan satu hurul: Fulbright, bukan Fullbright. Kesulitan itu relatif ya. Apa yang kamu anggap sulit belum tentu aku anggap sulit dan vice versa. Bagi saya pribadi, sulitnya itu setelah lulus interview. Terutama untuk GRE test, karena test ini betul2 menguras tiap kemampuan bahasa inggris yang saya punya. Saran saya bagi yang memang serius ingin ke US, ada baiknya mempersiapkan diri dari sekarang untuk mengambil GRE test. Silakan google untuk melihat seperti apa tes GRE itu.
Bagi saya tidak ada tips atau trik khusus. Setiap penerima beasiswa merupakan seorang yang berpotensial untuk berkontribusi lebih bagi Indo. Jadi menurut saya poles diri kamu mulai dari sekarang, mulailah berkontribusi ke masyarakat sebisa kemampuan kalian. Percayalah kalau panelis seleksi beasiswa itu mampu menilai kita, apakah kita orang yang tepat atau tidak untuk investasi masa depan. Hope that helps!
Rhiski Arini Ruslan_FK UMI_MKS : Beasiswa Fulbright mengcover biaya apa aja sih kak selama studi disana? Terus apakah membolehkan kita kerja part time juga disana?
Jawaban :
Enaknya Fulbright adalah full coverage, mulai dari jadi kandidat sampai selesai studi. Kita akan dikasih allowances tiap bulan dan uang sekolah biasanya dibayarkan langsung sama Fulbright. Kerja part-time itu gak boleh, setahu saya, dan ini merupakan kasus serius kalau sampai ketahuan kamu kerja secara ilegal. Tapi tenang saja, living allowances itu cukup banget kok. Mau travel ke South America juga bisa dengan uang stipend kita.
(selengkapnya dapat diunduh di https://drive.google.com/file/d/0B_RwMjJ7fbcXc25WbGhCYXp2UHM/view?usp=drivesdk )
Pesan pemateri
Singkat saja ya. Saya berterima kasih sudah mengikuti diskusi ini dan mengikuti cerita saya. Saya salut pada kalian yang berusaha keras untuk mendapatkan beasiswa, sampai gigihnya mengikuti diskusi online seperti ini. Saya rasa saya bukan seorang motivator, tapi pesan saya, kalau kalian mau untuk sekolah ke LN, kalian harus perjuangkan itu. Jangan lemah di tengah jalan, karena bisa saja bagi beberapa orang, perjalanan studi ke LN itu lebih berat. Jangan takut untuk berjalan dan berjuang sendiri, ketika teman-teman kalian niatnya jadi lemah di tengah jalan, karena itu yang terjadi sama saya :) Good luck for everyone!
untuk teman - teman yang ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang komunitas kami, Indonesian Healt Volunteer (IHVO), silahkan add dan kunjungi akun page kami di :
LINE : http://line.me/ti/p/%40pbw8720n
FB : Indonesian Health Volunteer
IG : indonesianhealthvolunteer
#Salam Kesehatan
#IHVO
#MudaProduktif
- Notulen : Yulvi Hasrianti -
Pemateri : Hanita Putra Djaya
Moderator 1 : Erwin G.
Moderator 2 : Trini Andini Muhtar
Kak Hanita, Fulbright Scholarship recipient di tahun 2014. mengambil master's degree di bidang Humanities Interdisciplinary: Disability Studies. Lulus bulan Mei 2016 dan sekarang sedang menikmati pekerjaan sebagai fisioterapis. Selain itu, beliau juga mengajar di Unhas untuk program fisioterapi
Setelah menyelesaikan program profesi di awal tahun 2013, kak nita langsung mendaftar untuk program Fulbright. Saat itu deadlinenya bulan April. Selain mengisi aplikasi, juga harus mengarang study objectives dan mendapatkan recommendation letters. Alhamdulillah dipanggil wawancara pada bulan Juli. Setelah wawancara, hasilnya diumumkan pada akhir Agustus dan dinyatakan sebagai kandidat penerima beasiswa Fulbright
Setelah menjadi kandidat, kak nita masih harus menjalani serangkaian prosedur. Untuk kebanyakan graduate school di US, GRE test menjadi salah satu persyaratan yang mutlak. Ada skor yang harus dicapai untuk jurusan-jurusan tertentu. Selain GRE test, juga diharuskan mengumpulkan berkas-berkas dalam bahasa Inggris (transkrip, dll) serta mengambil tes TOEFL iBT. Sekitar bulan November dan Desember, proses pendaftaran ke sekolah2 di US dimulai
Pengumuman keterima atau tidaknya berlangsung pada bulan Februari hingga Juni. Dan kak nita sendiri sudah menerima pengumuman kelulusan pada akhir Maret dan konfirmasi pergi pada bulan Mei. Setelah konfirmasi sekolah itulah baru dinyatakan sebagai penerima beasiswa Fulbright. Selebihnya hanya pengurusan prosedur kesehatan dan visa. Berangkat ke US di bulan Juli 2014.
Hal apa yang membuat beliau tertarik untuk mendaftar beasiswa fullbright dibandingkan beasiswa2 lainnya? apa itu GRE test dan mngapa mnjadi persyaratan yg mutlak?
Ada beberapa pertimbangan.
√ Pertama, beasiswa Fulbright mengirim awardee-nya ke Amrik, dimana Amrik , menurut beliau, merupakan tempat yang tepat untuk mempelajari bidang yang ingin ia pelajari
√Kedua, kak nita juga punya merasa beasiswa Fulbright merupakan beasiswa yang prestigius dengan koneksi ke seluruh dunia. Beliau yakin beasiswa ini akan memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan menerima beasiswa lain. Dan hal ini terbukti. Kak nita banyak menemukan teman dari negara lain hanya karena nama Fulbright.
√Ketiga, beliau memang ingin pergi ke negara yang jauh dari Indonesia. Bukan alasan yang sangat akademik, ini hanya sangat personal :)
GRE singkatan dari Graduate Record Examination. Tes-nya ada beberapa sesi, tapi intinya ini menguji kemampuan verbal dan kuantitatif seseorang. Kalau di Indonesia, mungkin posisinya bisa sama dengan TPA, walaupun secara konten sangat jauh berbeda. Tidak semua program mengharuskan calon siswanya untuk mengambil GRE test (program saya termasuk yang seperti itu), akan tetapi sejauh pengertian beliau, Fulbright mengharuskan setiap kandidatnya untuk mengambil test ini. itu aturan 4 tahun lalu. Bisa saja regulasinya sudah berubah
- Q & A -
Rabiatul_Makassar : Assalamu alaikum kak Nita, saya salah satu lulusan unhas fisioterapi kak, angk.2012, mau tanya nih kak, Kakak di amerika apa mengambil program s2 fisioterapi? Apa sebelumnya ada penyetaraan dulu kak? Kalau ada berapa lama kak?
Jawaban :
Bukan fisioterapi. Saya kurang tahu soal penyetaraan dan saya memang tidak mencari tahu karena Fulbright tidak akan membiayai studi yang memiliki kontak dengan pasien (kedokteran, nursing, dll). Studi S2 saya lebih berhubungan dengan minat pribadi saya dibandingkan dengan karir yang sejalan dengan latarbelakang S1 saya. Hopefully that helps!
Azmil_ keperawatan_ UIN : Apa yang kakak tulis di study objectives?
Jawaban :
Ada poin-poin yang harus kamu nyatakan dalam study objectives. Tapi yang pasti sih adalah bagaimana latarbelakang studi saya berhubungan dengan studi yang akan saya ambil di US. Saya juga menjelaskan urgensi bidang ilmu tersebut dan dampaknya terhadap perkembangan Indonesia ke depan. Baca baik-baik petunjuk penulisan study objective yang disediakan tiap beasiswa (saya yakin beda beasiswa beda maunya) dan ikuti petunjuk itu. Study objective merupakan senjata utama untuk menonjolkan diri kamu dan dapat membawa kamu ke Interview. Saya selalu menekankan pentingnya study objective pada tiap orang yang bertanya pada saya tentang tips mendapatkan beasiswa
Yulvi_Fisioterapi_Unhas :Niat dan persiapan ikut beasiswa kak Nita sudah ada sebelum menyelesaikan progran profesi nya atau baru kepikiran setelah selesai profesi ?? Dan bagaimana pendapat orang tua terhadap niatnya kak nita, apakah ortu tidak khawatir dan bagaimana meyakinkan ortu?
Jawaban :
Saya memang sudah niat belajar di luar negeri dari SMA. Itu sudah menjadi semacam ambisi pribadi. Kegagalan saya sudah banyak, lho! hanya gak diekspos saja. Ortu dan seluruh keluarga (sampai sepupu2) sangat supportif dan banyak membantu dalam prosesnya. Keluarga saya bisa dibilang kompak dalam mendukung saya ke LN
Nurul_Surabaya : Adakah persyaratan yang paling sulit dari beasiswa fullbright kak? Tolong kasih tips trik biar kelak bisa dapat beasiswa fullbright dong kak? Makasiih
Jawaban :
Hm, koreksi sedikit untuk everyone,Fulbright ditulis dengan satu hurul: Fulbright, bukan Fullbright. Kesulitan itu relatif ya. Apa yang kamu anggap sulit belum tentu aku anggap sulit dan vice versa. Bagi saya pribadi, sulitnya itu setelah lulus interview. Terutama untuk GRE test, karena test ini betul2 menguras tiap kemampuan bahasa inggris yang saya punya. Saran saya bagi yang memang serius ingin ke US, ada baiknya mempersiapkan diri dari sekarang untuk mengambil GRE test. Silakan google untuk melihat seperti apa tes GRE itu.
Bagi saya tidak ada tips atau trik khusus. Setiap penerima beasiswa merupakan seorang yang berpotensial untuk berkontribusi lebih bagi Indo. Jadi menurut saya poles diri kamu mulai dari sekarang, mulailah berkontribusi ke masyarakat sebisa kemampuan kalian. Percayalah kalau panelis seleksi beasiswa itu mampu menilai kita, apakah kita orang yang tepat atau tidak untuk investasi masa depan. Hope that helps!
Rhiski Arini Ruslan_FK UMI_MKS : Beasiswa Fulbright mengcover biaya apa aja sih kak selama studi disana? Terus apakah membolehkan kita kerja part time juga disana?
Jawaban :
Enaknya Fulbright adalah full coverage, mulai dari jadi kandidat sampai selesai studi. Kita akan dikasih allowances tiap bulan dan uang sekolah biasanya dibayarkan langsung sama Fulbright. Kerja part-time itu gak boleh, setahu saya, dan ini merupakan kasus serius kalau sampai ketahuan kamu kerja secara ilegal. Tapi tenang saja, living allowances itu cukup banget kok. Mau travel ke South America juga bisa dengan uang stipend kita.
(selengkapnya dapat diunduh di https://drive.google.com/file/d/0B_RwMjJ7fbcXc25WbGhCYXp2UHM/view?usp=drivesdk )
Pesan pemateri
Singkat saja ya. Saya berterima kasih sudah mengikuti diskusi ini dan mengikuti cerita saya. Saya salut pada kalian yang berusaha keras untuk mendapatkan beasiswa, sampai gigihnya mengikuti diskusi online seperti ini. Saya rasa saya bukan seorang motivator, tapi pesan saya, kalau kalian mau untuk sekolah ke LN, kalian harus perjuangkan itu. Jangan lemah di tengah jalan, karena bisa saja bagi beberapa orang, perjalanan studi ke LN itu lebih berat. Jangan takut untuk berjalan dan berjuang sendiri, ketika teman-teman kalian niatnya jadi lemah di tengah jalan, karena itu yang terjadi sama saya :) Good luck for everyone!
untuk teman - teman yang ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang komunitas kami, Indonesian Healt Volunteer (IHVO), silahkan add dan kunjungi akun page kami di :
LINE : http://line.me/ti/p/%40pbw8720n
FB : Indonesian Health Volunteer
IG : indonesianhealthvolunteer
#Salam Kesehatan
#IHVO
#MudaProduktif
- Notulen : Yulvi Hasrianti -
Komentar
Posting Komentar