Hari, Tanggal : Senin, 15 Mei 2017
Waktu : 20.00 WITA
Pemateri : Okta Nursanti, S.Farm
Moderator 1 : Rifdah Mufiidah
Moderator 2 : Rhiski Arini Ruslan
Drug Design
Drug design atau lebih di kenal rancangan obat rasional adalah usaha penemuan obat baru dan bersifat coba-coba yang mengakibatkan biaya pengembangan obat baru menjadi sangat mahal untuk 1 obat saja hampir 12 trilyun dan memakan waktu 10-14 tahun.
Biaya rancangan obat tergantung dari riset yang dilakukan seperti riset dasar penemuan senyawa penuntun adalah Rp 3.3 trilyun, uji preklinik dilakukan pada hewan coba bisa pakai mencit, tikus, kelinci, kera adalah Rp. 1 trilyun, uji klinik fase I, II, III serta manufacturing adalah Rp. 6 trilyun dan regulasi Rp. 1,5 trilyun.
Rancangan obat di dapat dari 5000-10.000 senyawa baru yang disintesis atau dari sumber alam, setelah melalui berbagai uji, hanya satu senyawa yang secara klinik dapat digunakan sebagai obat.
Q & A
Restuan_ Mamuju Utara_ UMI Makassar
Berdasarkan pengalaman adinda dalam simulasi docking, Energi bebas Gibss jadi acuan, mengapa setiap program docking menghasilkan nilai berbeda?
Misal di GOLDS saya mendapatkan senyawa A paling stable, sedang di MOLEGRO atau Pyrex senyawa B paling stable?
Acuan kita sebaiknya dalan milih program itu apa? Karena masing-masing claim programmnya paling presisi dan efective.
Bagaimana teknik mendapatkan senyawa selctive dalam anti cancer agen? Dengan high afinity dan less side effect?
Sedang pengalaman santi, semakin banyak brach ranti sampi semakin poten, tetapi disi lain toksisitas semakin tinggi?
How to tackle this obstacles?
Jawaban :
Setiap program docking memang menggunakan algoritma yg berbeda2 itulah kenapa hasilnya juga berbeda-beda.
Kalau dalam pengalaman saya menggunakan software PLANTS memang belum bisa mengatakan senyawa itu hanya aktif dan tidak aktif saja.. tetapi belum bisa agonis maupun antagonis.. kalau ingin mengetahui agonis dan antagonis bisa melalui uji in vivo menggunakan sel MCF 7 atau T47D untuk antagonis kanker payudara sebagai Serm (selective estrogen receptor modulator).
Nurul Amalia - Farmasi Unhas
QSAR memang ilmu menjanjikan apalagi berbicara drug design and drug discovery. Apakah drug design terhadap senyawa yang tidak stabil seperti ekstrak bahan alam (bukan senyawa tunggal tapi ekstrak multi komponen) memungkinkan untuk dilakukan?.
Jawaban:
Kalau ekstrak belum bisa, kecuali di isolasi dulu kemudian isolatnya di tentukan dengan menggunakan strukturnya menggunakan instrument seperti spektrofotometri Uv-Vis, spektrofotometri ir, c nmr, h nmr, massa.
Kalau sudah tahu strukturnya bisa dibuat sintesis dan turunannya kemudian baru dilakukan uji in silico bisa pendekatan sbdd maupun lbdd.
Sbdd (Structure Based Drug Design) dengan memperhatikan target misalnya reseptor estrogen alfa bisa dilakukan virtual skrining dan docking .
Kalau lbdd (Ligan Based Drug Design ) target reseptor tidak perlu dihiraukan. Patokannya hanya senyawa di modifikasi misalnya diganti gugus2 fungsinya.
untuk lebih lengkapnya
klik link
down
https://drive.google.com/open?id=0B4nlR_K8uMN7Z0lzOXowbE1KN28
PESAN & KESAN PEMATERI
Kesan : Senang bisa berbagi pengalaman di sharing online IHVO
Pesan : Belajar yang anda suka, kalau anda suka, energi yang dikeluarkan besar. Kalau energi yg dikeluarkan besar hasilnya akan maksimal dan kegembiraan adalah energy.
Untuk teman teman yang ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang komunitas kami (Indonesia Health Volunteer). Silahkan add dan kunjungi akun page kami :
OA Line : @pbw8720n
FB : Indonesia Health Volunteer
IG : Indonesiahealthvolunteer
Email : IndonesiaHealthVolunteer@gmail.com
#SalamKesehatan
#IHVO
#MudaProduktif
#MudaMenginspirasi
Notulen : Salmiah La Ongke
Komentar
Posting Komentar