[NOTULENSI] MENGUPAS TUNTAS KASUS VAKSIN PALSU


Hari / Tanggal : Sabtu, 22 Oktober 2016
Waktu : 19.00 - 22.00 Wib
Pemateri : dr. Jefman Efendi Marzuki
Moderator 1 : Yulvi
Moderator 2 : Pratiwi

Vaksin tentu sudah sangat akrab di telinga kita, bahkan sejak dini saat masih setingkat sekolah dasar. Vaksin merupakan istilah yang berkaitan dengan kekebalan penyakit, yang mana merupakan mikroorganisme yg sdh mati, yg dilemahkan, atau bagian dari mikroorganisme yg dpt menimbulkan kekebalan spesifik terhadap penyakit tertentu.

Vaksin yg diberikan ke dalam tubuh manusia, disebut vaksinasi dimana merupakan proses pemasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia dengan tujuan untuk mendapatkan efek kekebalan terhadap penyakit tertentu. Jadi, didalam tubuh kita itu sudah terdapat sistem imunitas yg bekerja untuk melawan mikroorganisme penyebab penyakit tertentu. Tetapi sistem imunitas ini perlu diaktifkan melalui pemberian vaksin. Di umpamakan seperti pada suatu desa dengan sistem keamanannya, yang sistem keamanannya tersebut dibuat bersiaga, dengan seumpamanya memasukkan mantan perampok yang sudah dilemahkan, misalkan sudah tdk memiliki tangan lagi, atau kaki, kemudian dengan adanya perampok tersebut tentunya sistem keamanan desa tersebut akan menjadi siaga karena kehadiran mantan perampok tersebut sehingga, desa dapat terjaga dari perampok2 lainnya.

Menurut beberapa sumber bahwa Diduga peredaran vaksin palsu tidak lebih dari 1% di wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Ini relatif kecil secara jumlah vaksin yang beredar dan wilayah sebarannya, sedangkan pada daerah lainnya belum ada laporan tentang peredaran vaksin palsu tersebut. Tentunya pihak terkait yang lebih memiliki andil untuk menyatakan hal tersebut. Tetap waspada dengan vaksin palsu, tentunya negara punya mekanisme dalam penyaluran vaksin, dan telah diumumkan bbrp fasilitas layanan kesehatan dan kelompok yg memberikan penyaluran vaksin palsu, sehingga sebaiknya pada org tua yg ragu akan keaslian vaksinnya, yaitu jika mendapatkan vaksin pada layanan dan kelompok yg telah diumumkan oleh pemerintah, sebaiknya melakukan vaksinasi ulang.

Menurut para ahli, sulit bagi awam untuk membedakan vaksin palsu dan vaksin asli Secara kasat mata, bungkus vaksin palsu dan vaksin asli nyaris sama. Namun apabila dilihat secara jeli, tanggal kadaluarsa dan kode unik pada bungkus luar vaksin palsu berbeda dengan yg tertera pada vaksin di dalamnya. Tetapi tdk menutup kemungkinan bisa saja sama. Dan untuk membedakan dan mengetahui secara pasti sebuah vaksin tergolong palsu atau tidak maka diperlukan pemeriksaan melalui laboratorium

Sebenarnya vaksin palsu tidak perlu menjadi kekhawatiran berlebihan berangkat dari hasil laboratorium yg dikeluarkan oleh BPOM, krn efeknya mgkn saja ada, tetapi seperti penjelasan saya diatas. Vaksin palsu ini lebih terhadap pemberitaan yg agak berlebihan, sehingga org tua tdk perlu khawatir krn solusinya pun sudah ada

Q & A

1. (Sherly-Padang)
Menurut dokter, kenapa kasus vaksin palsu ini bisa terjadi sampai pemerintahpun bisa kecolongan? Adakah saran atau solusi dari dokter sendiri agar kasus ini tidak terjadi lagi?
Jawaban :
Ya, jelas pemerintah telah kecolongan, BPOM pun telah menyatakan bahwa mereka kecolongan akan hal ini, sehingga diperlukan pengawasan lebih ketat dalam distribusi vaksin tersebut, karena menurut saya hal paling rawan adalah distribusi vaksin mulai dari produsen ke distributor dan dari distributor ke Yankes, Dinkes, dan RS Pemerintah.

2. (Fitri R-Makassar)
Bagaimana pendapat dokter dengan pandangan orang tua yang tidak ingin memberikan vaksin kepada anaknya dengan alasan bahwa ASI yang diberikan kepada anak sudah dapat memberikan kekebalan tubuh bagi anak. Dan apakah setiap anak wajib diberikan vaksin?
Jawaban :
Sebagai stakeholders kesehatan, jelas menurut saya itu adalah sebuah kekeliruan yg harus segera diluruskan, benar bahwa ASI memberikan imunitas pada bayi, tetapi pada penyakit tertentu sistem kekebalan yg dihasilkan membutuhkan trigger, yg dicegah adalah trigger akibat penyakitnya, sehingga dgn adanya vaksin dapat mencegah penyakit tersebut melalui mekanisme pertahanan tubuh yg telah siap siaga sebelumnya, sama seperti analogi desa dan perampok tadi.

3. (Alfi-Makassar) Setahu dokter, apa langkah pemerintah untuk mengatasi kasus vaksin palsu ini?
Jawaban :
Langkah pemerintah saat ini adalah melakukan pemeriksaan terhadap distribusi vaksin melalui dinas terkait dan pada beberapa fasilitas kesehatan yg telah diumumkan oleh pemerintah sebagai penyalur vaksin palsu, bagi anak-anak yang dicurigai telah diberikan vaksin palsu, dapat dilakukan vaksinasi ulang.

4. (Ahmad Afizena-Makassar)
Dok, semasa kuliah aktif organisasi apa saja? Dan bagaimana prosesnya sehingga dokter juga bisa bekerja di surabaya?
Jawaban :
Semasa kuliah saya aktif di organisasi Asian Medical Student Association (AMSA) dan beberapa organisasi olahraga. Proses hingga saya bisa bekerja di Surabaya awalnya saya merupakan asisten dosen departement anatomi FK Unhas, sampai selesai pendidikan saya melanjutkan pengabdian pada negara di kabupaten Barru-Sulsel, sambil tetap jadi asdos di Unhas, kebetulan pada tahun ini Universitas Surabaya membuka program pendidikan dokter, kemudian dibawahi oleh Unhas dan Ubaya membutuhkan staf anatomi, kemudian ketua departemen anatomi Unhas memilih saya untuk bekerja sebagai asisten ahli di surabaya.

5. (Alfi-Makassar)
Apakah pernah terjadi kasus kecacatan atau kematian akibat vaksin palsu ini? entah di Indonesia sendiri atau di negara lain?
Jawaban :
Untuk laporan secara official maupun secara isu, belum pernah ada laporan ttg kecacatan ataupun kematian akibat vaksin palsu.

6. (Rudy di Makassar)
Dalam kasus vaksin palsu ini, siapa yang harusnya di salahkan, siapa yg harus mempertanggung jawabkan dan siapa yang harus ganti rugi atas penggunaan Vaksin Palsu ini?
Jawaban :
Jelas yang disalahkan adalah pembuat vaksin palsu dan mereka pula sebagai distributornya sehingga saat ini mereka sudah mendapatkan proses secara hukum, dalam hal ganti rugi jelas pemerintah telah menginstruksikan dan bertindak untuk melakukan vaksinasi ulang, seperti yg telah diberitakan oleh media.

Kesimpulan :

Meskipun vaksin palsu tidak terlalu membahayakan para penggunanya, namun diharapkan kepada Pemerintah untuk memeriksa para distributor secara ketat sehingga hal seperti ini tidak terjadi lagi.

Pesan dari Pemateri :

Penyakit chicken pox muncul sebelum adanya vaksinasi, tetapi pada tahun 1980-an setelah adanya vaksinasi, dunia dinyatakan bebas dr penyakit ini, Karena melihat banyaknya peserta didominasi oleh kaum muda, yg merupakan calon org tua.. Pesan saya, jadilah orang tua cerdas yang peduli dengan kesehatan dan masa depan anak anda. Karena masa depan dan kesehatan mereka sebagai penerus bangsa berada ditangan anda.

Terima Kasih atas partisipasinya ^^

Salam IHVO
MudaKreatifMudaMenginspirasi


Notulen ( Yumi )

Komentar